Berpesiar ke Langit bag 1

Berpesiar ke langit bag 1

Kisah Seorang Milyuner
Temanku seorang pria yang salih, dan kadang-kadang mungkin dia membacakan ruqyah syar’iyah pada orang sakit…, dia berkata kepadaku: “Pada suatu hari dering HP-ku berbunyi…ternyata yang sedang menelfon adalah seorang anak saudagar kaya, dia berkata: “Wahai syaikh, ayahku sakit…kami ingin engkau mengunjunginya untuk membaca ruqyah syar’iah baginya”. Lalu saya pergi kerumah mereka, rumahnya sangat megah mentereng seperti istana, dari dindingnya saja menunjukkan kalau mereka hidup penuh dengan kemewahan. Anak-anak mereka menyambutku, dari wajah mereka juga tampak bahwa mereka hidup mewah. Saya bertanya tentang sakit bapaknya. Salah seorang dari mereka berkata:”Bapakku terkena serangan jantung”. Saya bertawakal pada Allah, “Bawa aku masuk menemuai bapak kalian” kataku, setelah saya masuk, saya melihat kamarnya sangat mewah sekali, di dalamnya terdapat seseorang yang umurnya 50-an sedikit tengah berbaring di atas ranjang. Nampak bekas hidup nikmat pada dirinya, dia sakit tetapi badannya masih nampak kokoh. Saya salami dia dengan pelan, lalu saya duduk di dekat kepalanya, sedangkan anak-anaknya duduk di sekelilingnya. Lalu saya menoleh pada mereka untuk meminta mereka agar keluar. Lantas merekapun keluar serta menutup pintu kamar, tinggal aku bersama sang bapak saja. Dia menundukkan kepala dan diam sebentar, lalu tiba-tiba ia menangis tersedu-sedu, air matanya mengalir tanpa bisa dibendung.

Dia berkata:”Aduhh, syaikh”, “Anda kenapa?” kataku. Dia berkata: “Inilah harta benda yang selama ini saya kumpulkan selama 30 tahun, sehingga saya tidak sempat sholat, baca quran dan majlis dzikir; saat ada orang yang menasihatiku dan dia bilang:(Pak, perhatikan akhirat bapak, sholat jammaah, puasa sunah, didik anak-anakmu, khatamkan baca Al-Quran)”. Saya berkata kepadanya:”Saya akan mengumpulkan harta sampai umur 60 tahun, saat saya sudah berumur 60 tahun, baru saya akan pensiun, saya akan menyerahkan semua kegiatanku pada orang lain, saat itulah saya baru akan mempergunakan sisa umurku untuk menginfakkan harta yang telah saya kumpulkan, dan juga ibadah”. “Syaikh, seperti yang sekarang engkau lihat, saya terserang penyakit semakin hari semakin parah”, tangisnya semakin menjadi-jadi. Saya bilang:”Engkau berbahagia pak, optimislah, InsyAllah engkau akan sembuh, sehingga bisa beribadah sebagaimana yang engkau inginkan, walaupun engkau ditaqdirkan mati oleh Allah, kita semua juga akan mati, sedangkan hartamu akan memberi manfaat padamu selepas engkau meninggal; anak-anakmu juga tidak akan melupakanmu, mereka semua akan membangun masjid, menyantuni anak yatim, serta bersedekah dan berdoa untukmu”, dia berteriak :”Sudah, cukup! Jangan teruskan” katanya.

Dia mulai menangis lagi seperti anak kecil, mengulang-ulang apa yang telah saya katakan:”Anak-anakmu akan bersedekah untukmu, mereka juga akan membangun masjid?!! Anda tidak mengetahui mereka, mereka anak-anak durhaka”.

Saya bertanya:”Kenapa?”.

Dia menjawab:”Anak-anakku itu cuma pura-pura mencinta serta sayang kepadaku, tahukah engkau wahai syaikh? Tadi malam mereka berkumpul disini, lama sekali mereka ngobrol, padahal saya ingin sekali agar mereka cepat keluar saja; saya pura-pura tidur sambil memejamkan mata serta mendengkur. Mereka menyangka kalau saya benar-benar tidur. Belum lewat beberapa menit, mereka mulai membahas hartaku, berapa mereka akan mendapatkan warisan!! Mereka semua tidak tahu menahu pembagian ilmu waris, akhirnya mereka cekcok, saling bantah sengit sekali, sampai mereka berdebat juga tentang vilaku di sebuah tempat yang strategis, mereka semua menginginkan vila tersebut”. Laki-laki tersebut terus menangis, selang beberapa waktu akhirnya dia meninggal dunia.

Akhirnya saya keluar, sambil mengulang-ulang sebuah ayat:”Ma aghna anni maliyahhalaka anni sulthoniah”[i] ayat tersebut memang benar. Orang yang paling dicintainya setelah ia meninggal akan berkumpul di rumahnya untuk membagi-bagi hartanya, tidak membagi-bagi amalnya. Ia mati, cuma tiga hal yang mengikutinya: keluarganya, hartanya, serta amalnya. Keluarga dan hartanya kembali untuk dinikmati orang lain, padahal dialah yang mengumpulkannya, cuma amalnya saja yang menyertainya. Amal apa yang akan menyertainya? Serta dibawanya masuk kuburan? ibadah malam! Sedekah! Membangun masjid! Ataukah yang meremehkan urusan agama dan cuma menonton channel-channel tv, bergaul dengan orang amoral. Allah tidak akan menzalimi seorangpun.
من اهتدى فإنما يهتدي لنفسه ومن ضل فإنما يضل يضل عليها, ولا تزرو وازرة وزر أخرى , وما كنا معذبين حتى نبعث رسولا
“Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan kami tidak akan mengadzab sebelum kami mengutus seorang utusan”. QS: Al-Isro’ 15.

[i] . Al-Haaqqoh 28. (Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku)

Menghancurkan Orang Dzalim bag 5

Masalah rawan….

21 Robiul Awal 1429 H/29 Maret 2008 M
Kita tidak ingin ada muhabbitotol haroroh tanpa penanganan penyebab hakikat sakit.

Kita tidak ingin slogan-slogan kosong dan tidak juga suara tinggi tasyannujatin mufta’ilah…

Kita tidak ingin mengomentari kesalahan dan problematika, kesedihan kita atas syama’ah hakim, ilmuwan, juru dakwah, kelompok, temen, ataupun musuh…

Kita memerlukan fikih/kesadaran dan pemahaman atas penyebab sakit, pengobatannya yang sesuai syara’…

Problematika dalam ideologi adalah problem fikiran di tingkat pertama..

Itulah masalah salah faham yang membahayakn pada sebagian besar dasar yang tetap dalam agama Islam.

Kesalah fahaman yang tersebar di kalangan Umat Islam, dari bawah sampai atas, kecuali orang-orang yang dirahmati Allah SWT.

Jadi solusinya adalah kembali ke pemahaman Islam dari sumber aslinya.

Masalah Iraq misalnya, kita menemukan pertanyaan sebagai berikut:

Kita menjumpai orang yang berkata:”Sadam Husein harus menyingkir…”
Yang lain berkata:”Negara-negara Arab harus berjalan pada jalan keselamatan bagaimanapun urusannya…”
Disana juga ada orang yang bilang:”PBB harus bergerak…”
Sebagian yang lain berkata:”Amerika harus cepat menyelesaikan masalah…”
Yang lain berpendapat:”Irak harus menghancurkan semua persenjataan..”
Ada juga yang berkata:”Kaum muslimin harus minta bantuan ke Cina, German, Perancis, Russia, untuk menghadang Amerika”.
Ada sekelompok orang yang menginginkan baju besi berupa manusia di Iraq.

Usulan-usulan ini pasti akan dihapus oleh Rosulullah SAW jika misalkan beliau mengikuti kejadian di Iraq.

Kita ingin menyatukan persepsi atas dasar syariat Allah.

Kita memerlukan gerakan dengan persepsi di tengah-tengah anak kita, kekasih kita, tetangga kita, masyarakat kita..

Kita ingin tindakan dengan segala konsep yang kita ketahui dalam agama Allah.

Konsep-konsep yang dibutuhkan umat.
Saya akan sampaikan disini beberapa konsep yang saya rasakan bahwa umat sangat membutuhkannya, saya mengajak semua muslim berbicara, baik para penguasa atau rakyatnya, Orang Arab atau bukan, jauh atau jauh, hidup di negara terjajah atau yang merdeka.

Semua orang muslim, muslim manapun juga, dia rido Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya, Muhammas SAW sebagai rosulnya…

Konsep pertama
Apa yang kita bicarakan dari awal…kita tidaklah di zaman Abrahah, disana ada undang-undang untuk memperoleh kemenangan yang telah diciptakan oleh Allah swt buat kaum muslimin:”Intanshurullah yanshurkum”. Menolong Allah adalah dengan menerapkan syariatnya. Sebagian orang berkata:”Ini adalah tanggung jawab penguasa…”

Tetapi penerapan syareat adalah pada tida tingkatan yang mencakup individu, masyarakat, dan penguasa, dan masing-masing memiliki fungsi dalam menerapkan syariat Allah.

Tingkat pertama : Individu
– Melaksanakan ketaatan dan menjauhi keharaman adalah penerapan syariat.
– Sholat, puasa, zakat, haji adalah menerapkan syariat.
– Tidak mempraktekan riba umpamanya, adalah penerapan syariat…
– Hijab adalah penerapan syariat…
– Berbakti pada orang tua, memelihara tetangga, menjaga hak jalan merupakan penerapan syara’
Disana ada banyak hal yang berkenanaan dengan syara’ yang direrapkan pada individu tidak pada penguasa.

Tingkat kedua: Masyarakat
“kalian semua adalah pengembala, dan akan bertanggung jawab dalam pengembalaannya”.
– Anda bisa mempraktekan syariat dalam rumahmu.
– Kamu bisa menerapkan syariat bersama murid-muridmu jika engkau seorang guru
– Dengan para pegawai jika engkau jadi kepalanya
– Dengan para pelanggan jika engkau pedagang.

Banyak hal dalam masyarakat yang bisa kita terapkan syariat didalamnya tanpa penguasa.
Memerintahkan hal kebaikan dan menjauhkan dari kemungkaran, memerangi kerusakan, memerangi suap, memerangi wasathoh menurut kemampuan kita.

Bersambung…

Menghancurkan orang zalim bag4

Dalam Perang Ahzab
Tentara orang kafir mencapai sepuluh ribu mengepung sebaik-baiknya nabi…sebaik-baiknya sahabat…
Islam terancam punah…
Kebenaran sempurna ada di Madinah…dan kebatilan murni ada disekitarnya…tapi tidak ada burung ababil yang turun menghancurkan orang kafir…
Tidak terjadi penenggelaman dan kehancuran pada mereka, juga tidak ada jeritan atau taufan…, sunnah sudah jelas…”intanshurullaha yanshurkum…”
– Harus ada keyakinan untuk menang…
– Harus ada persatuan Umat Islam…
– Harus ada planning yang tepat…
– Harus ada penggalian parit…
– Harus ada sabar dan kelaparan…
– Harus ada aqdil ahlaf…
– Harus ada penyibaan ikatan antara barisan musyrik dan yahudi…
– Harus ada husnil mubarozat….
– Harus ada power intelijen
Dan semua itu saling bersanding dengan akidah dan ibadah yang benar…
Saat semua itu terwujud…maka pertolongan Allah turun atas hamba-hamba-Nya yang yakin…
Dan juga burung ababil atau sejenisnya turun…
Turun dalam bentuk angin…dalam bentuk perpecahan dalam barisan musyrik dan Yahudi…dalam bentuk kecemasan dalam hati musuh…dalam bentuk ide yang jitu…

Yang terpenting harus ada tindakan…tindakan daub, amal sholih, amal ikhlas karena Allah swt

Dalam perang Uhud
Orang-orang muslim yang mulia dikalahkan oleh orang kafir yang atheis saat mereka berlawanan dengan manhaj…
Dan Allah telah mengkhitobi Rosul-Nya dan orang-orang mukmin, Allah swt berfirman Qs: Ali Imron 165.
“Dan Mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu Telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: “Darimana datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah: “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Sekarang kalian bilang setelah kalah:”Anna hadza”!? “Darimana datangnya (kekalahan) ini?” Orang-orang muslim heran kenapa mereka tertimpa kekalahan oleh orang musyrik…, lalu datang jawaban Allah swt secara jelas Qs: Ali Imron 165.

Orang-orang Muslim dalam perang Uhud tidak hanya menyalahi taktik saja, saat regu pemanah meninggalkan puncak gunung…
Tapi bahkan menyalahi kesalahan hati yang GAWAT: Minkum man yuridud dunya…diantara kalian terdapat orang yang menghendaki dunia…
Burung Ababil tidak turun membantu orang muslim untuk menyelamatkan dari kesalahan mereka…, Karena Sunnah yang tetap yang telah dibuat oleh Allah swt untuk umat ini adalah “intanshurullah yan shurkum…”.
Ingatlah selalu, kita tidak berada pada zaman Abrahah, kita di zaman Rosulullah saw. Dan sunnah rosulullah saw, sunatullah yang telah di syareatkan untuk Umat Rosulullah saw.

Apa tindakan kita?!
Sekarang, tindakan apa yang harus ditempuh saat menghadapi problematika umat islam saat ini?
Tindakan apa yang harus dilakukan dalam mengahadapi tragedi yang menimpa Iraq? Musibah yang dikeluhkan ahli Palestina? Dan atas bencana yang beruntun menerpa Checnya….??

Tindakan apa yang akan kita lakukan menghadapi kedzaliman yang terjadi pada orang muslim di Kashmir, di Bosnia, Kosovo, Filipina, Burma, Afghanistan, Sudan, Libia, dan negara-negara Muslim lain…?

Itu bukanlah problematika negara…atau problematika masyarakat…atau problem individu…
Sesungguhnya itu problematika umat Islam seluruhnya…
Umat yang hidup bertahun-tahun berkuasa atas lainya, tapi sekarang malah dikuasai…
Bangsa yang mengangkat kepalanya berabad-abad, tapi sekarang menundukkan kepala pada bangsa barat dan timur….
Bangsa yang bertahun-tahun mengajarkan kebaikan pada manusia, membuat teladan bagi umat manusia dalam moral, menuntun tangan mereka ke jalan Allah saw, setelah mereka mengetahui jalan petunjuk tapi malah mengekor pada budaya ini dan itu….

Bersambung…

Menghancurkan orang zalim bag3

Sunnatullah yang berlangsung sampai hari kiamat…
– Tapi yang berubah beserta kelahiran Rosulullah saw adalah methode penghancurannya…
Orang-orang dholim zaman dulu dihancurkan dengan kejadian diluar akan manusia…
Adapun di risalah baru, Risalah Islam sunnahnya adalah jika kalian menolong Allah, maka Allah akan menolong kalian, sebagaimana Qs: Muhammad 7.
– Orang muslim harus mempersembahkan amal ikhlas karena Allah swt dan benar menurut jalan kenabian.
Ketika kaum muslimin mempersembahkan amal, maka Allah akan menurunkan apa yang menyerupai Burung Ababil…
Allah turunkan rahmat, berkah, keselamatan, rasa aman, dukungan dan pertolongan terhadap orang-orang mukmin…
Serta menurunkan murka, bencana, siksa terhadap orang kafir…
Tetapi tanpa amal tindakan? Burung ababil tidak akan diturunkan…
Dan tanpa jerih payah, pemberian dan pengorbanan, batu-batu dari sijjil tidak akan dilemparkan…
Itulah sunnah baru yang khusus buat Umat Islam…
Dan itulah sunnah yang akan berlangsung sampai hari kiamat, tidak akan diganti atau dirubah…Qs: Muhammad 7

Sebagian manusia …yang memungkinkan mereka mengawasi orang-orang mukmin, dan mereka bergantung pada target harapan jauh dan mustahil yaitu turunnya burung ababil terhadap orang kafir lalu menghancurkannya, dan orang mukmin cuma tinggal menyaksikannya dari jauh…!!

Ini hayalan, ini fatamorgana di mata mereka…, ini karena ketidakfahaman mereka terhadap sunatullah dalam perubahan…

Orang-orang mukmin harus bergantung pada diri mereka sendiri, dan syareat serta jalan mereka…
Harus berpegang teguh pada Tuhannya
Bergantung pada Allah swt tidak seperti yang Allah kehendaki, tidak juga seperti yang kita kehendaki dengan hawa nafsu kita…
Allah swt telah membuat pada kita jalan-jalan yang jelas dalam ‘perubahan’, dan kadang-kadang berbeda menurut tingkatan yang ditempati oleh orang muslim…
Kadang kala orang muslim dalam zamannya cukup dengan dakwah, dan kadang-kadang dakwah ini secara sembunyi, dan kadang secara terang-terangan…
Dan kadang kalanya mereka perlu mengikat perjanjian, kadang juga memerlukan jihad…
Ada kalanya mereka memerangi suatu bangsa, dan kadang kalanya meninggalkan yang lain…
Dan ada kalanya mereka memerangi orang kafir semuanya…
Dan menurut tingkatan, berubah pula cara…
Tapi dalam semua keadaan, orang muslim wajib menpersembah sesuatu…
Kemenangan tidak akan turun atas kaum yang pemalas…
Tidak akan turun pada bangsa yang berpangku tangan…
Dan tidak akan turun atas orang-orang pengecut…
Oleh karena itu, saya tidak respek terhadap doa sebagian umat Islam “Allahumma ahliki dholimin biddholimin, wa akhrijna min bainihim salimin”. Ya Allah hancurkan orang-orang dholim dengan orang dholim juga, dan kelaurkan kami dari mereka dengan selamat…!

Lalu dimana peranmu?!!
Apakah cukup cuma dengan menonton…dan membawamu menuju kemenangan, kemulyaan, dan puncak kepemimpinan…?

Itu hayalan…, itu bukan dari sunatullah…
Sunatullahnya adalah:”In tanshurullah yansurkum…”.

Ingatlah! Kita tidak berada di masa Abrahah
Dan setelah itu burung ababil tidak akan diturunkan atas orang dholim jika orang-orang sholih kabur bersembunyi di puncak gunung…
Sekarang kita menjumpai roket, rudal, pesawat tempur, jet, tank amerika menginjak-injak negara Islam…, dan orang muslim cuma melihat dengan prihatin pada orang yang datang untuk menghancurkan negaranya, serta membunuhi anak-anak mereka, wanita mereka, orang-orang tua mereka, mereka cuma -seperti yang disangka sebagian orang- tidak punya apa-apa. Dan mereka cuma berkata:”Semoga Allah menurunkan burung ababil atau batu dari sijjil…”.
Semoga Allah swt menurunkan mukjizat…
Semoga Allah swt menurunkan hal aneh…

Aku berteriak dari suara hatiku :
– Pada mereka yang punya keyakinan seperti itu
– Terhadap mereka yang menunggu petir diturunkan terhadap qoshifat Amerika..
– Pada mereka menunggu tenggelamnya tentara Amerika di Kuwait, Saudi, Irak, Qotar, Oman, Turki, Pakistan, Afganistan, Ozbekistan dll…
– Dan pada semua orang yang menunggu badai tofan datang menenggelamkan ashatil 13 Amerika di kholij Arab dan laut merah dan putih, hitam dan kuning dan semua warna dunia…
Pada orang-orang tersebut aku katakan:”Sampai kapan penantian kalian?!!!”.
Burung Ababil atau yang menyerupainya tidak akan diturunkan melainkan dengan tindakan…
Sunatullah untuk umat ini sudah jelas:”In tanshurullah yansurkum…”

Saudaraku se iman
Di ‘mata’ Allah kita tidak lebih mulya dari Nabi Muhammas saw. Sunatullah ini telah berlaku disepanjang hidupnya…

Dalam perang badar
Allah berfirman, Qs: Al-Anfal 42
” (yaitu di hari) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada di bawah kamu . sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), Pastilah kamu tidak sependapat dalam menentukan hari pertempuran itu, akan tetapi (Allah mempertemukan dua pasukan itu) agar dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan , yaitu agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata (pula) . Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui,”

Di ayat lain Allah berfirman 44 .
“Dan ketika Allah menampakkan mereka kepada kamu sekalian, ketika kamu berjumpa dengan mereka berjumlah sedikit pada penglihatan matamu dan kamu ditampakkan-Nya berjumlah sedikit pada penglihatan mata mereka, Karena Allah hendak melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan. dan hanyalah kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.”

Jadi pada zaman Nabi tetap harus ada pertemuan antara orang muslim dan orang mukmin…dan burung ababil tidak akan turun sebelum liqo.

Walaupun Allah memulyakan pasukan mukmin dengan bantuan sejuta kali dari penduduk Makkah saat diserang Abrahah.

Tapi sunah baru telah ditetapkan…In tanshuruAllaha yanshurkum….
– Harus memilih lokasi
– Harus ada musyawarah hakiki
– Harus mengatur barisan
– Harus punya ikatan batin…
– Harus menenteng pedang…
– Harus punya planning mahkamah…
– Harus banyak berdoa
– Harus punya ketetapan yang mantap…
– Harus ada luka, sakit, darah, syuhada…
Setelah keadaan seperti itu, barulah burung ababil akan diturunkan…
Turun dalam wujud malaikat…dalam wujud hujan…dalam wujud ketakutan yang ditimpakan pada hati orang kafir…pada bentuk perpecahan dan cerai berai dalam barisan musuh-musuh Islam…dan dalam bentuk apa saja yang dipilih oleh Allah Tuhan Semesta Alam…
Tapi yang terpenting: Harus ada tindakan…harus ada gerakan…harus ada jawaban…TO BE CONTINUED InsyAllah…

Kita tidak berada di Zaman Abrahah 2

Sampai apa yang terjadi atas orang Bani Israel
Yaitu orang-orang yang dibebani oleh Allah untuk mendirikan negara dan membuat bangsa…saat mereka terkepung di bumi Mesir, dan harapan Musa as pupus dalam mengimankan Fir’aun dan kaumnya, Musa as berkata sebagaimana yang telah dikisahkan Alquran Qs: Yunus 88:
“Musa berkata: “Ya Tuhan kami, Sesungguhnya Engkau Telah memberi kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, Ya Tuhan kami – akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, Maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih.”

Lalu perintah Tuhannya dating, firman Allah swt dalam QS: Addukhon 23:

“Maka berjalanlah kamu dengan membawa hamba-hamba-Ku pada malam hari, Sesungguhnya kamu akan dikejar,”

Disini juga tidak terjadi pertemuan antara kaum Musa dan Fir’aun, dan Kaum Musa juga tidak diperintahkan untuk perang dengan Firaun dan tentaranya, tapi cuma disuruh untuk keluar dari Mesir ke tempat lain, Musa saw dan orang Bani Israel yang bersamanya berangkat akhirnya sampai laut, setelah mereka sampai disana harapan Bani Israel untuk selamat lenyap, karena mereka melihat pasukan Fir’aun telah sampai dibelakang mereka…dan Allah menggambarkan situasi ini dalam AlQuran Assyu’aro 61-62:

“Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: “Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul”. Musa menjawab: “Sekali-kali tidak akan tersusul; Sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak dia akan memberi petunjuk kepadaku”.

Dan itulah kalimat iman satu-satunya yang diucapkan dalam keadaan ini…kata-kata Musa as “Tidak, Tuhan yang akan menunjukkan…”. Adapun kaum-kaum yang lain mereka sangat cemas saat melihat pasukan Fir’aun, walaupun seperti itu Allah berfirman Qs: Assyu’aro 63-65:

“ Lalu kami wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu”. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. Dan di sanalah kami dekatkan golongan yang lain[i]. Dan kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya”

Disana tidak ada korban atau para syuhada’. semua orang Bani Israel selamat walaupun mereka cuma berkata: “Inna lamudrokuun” Kita telah tersusul…

Lalu Allah berfirman Qs: Assyu’aro 66:

“Dan kami tenggelamkan golongan yang lain itu.”

Firaun dihancurkan dengan hal yang diluar nalar manusia, Allah membelah laut…menghancurkan Firaun (laknatullah alaih) dan pasakukan yang bersamanya.

Dan inilah keadaan sunnah ilahiah dalam menangani musuh-musuh kebenaran dan kesewenang-wenangan yang zhalim dalam setiap waktu di masa lampau, sampai masa Abrahah yang telah kita lihat …

Tapi Allah mensyariatkan sunnah baru tentang cara untuk menghancurkan orang zhalim selang 50 hari saja setelah kisah Abrahah…yaitu dengan kelahiran Nabi Terpilih, Rosulullah saw…dan akhirnya kejadian gajah tersebut menjadi kejadian terakhir agama ditolong Allah dengan hal diluar nalar…(khoriqoh).

Iya, sunnah penghancuran orang-orang zhalim tetap ada…
Qs: Ibrahim 13-14:

“Orang-orang kafir Berkata kepada rasul-rasul mereka: “Kami sungguh-sungguh akan mengusir kamu dari negeri kami atau kamu kembali kepada agama kami”. Maka Tuhan mewahyukan kepada mereka: “Kami pasti akan membinasakan orang- orang yang zalim itu, Dan kami pasti akan menempatkan kamu di negeri-negeri itu sesudah mereka. yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap) kehadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku[ii]“.

Yaitu umat yang takut maqom Tuhannya, takut ancaman-Nya, harus yakin, dan orang-orang zhalim tukang memerangi mereka harus dihancurkan.

Sunnah yang berlangsung sampai hari kiamat…
– Tapi yang berubah beserta kelahiran Rosulullah saw adalah methode penghancurannya…
– Orang-orang zhalim zaman dulu dihancurkan dengan kejadian diluar akan manusia…Adapun di risalah baru, Risalah Islam sunnahnya adalah jika kalian menolong Allah, maka Allah akan menolong kalian, sebagaimana Qs: Muhammad 7

“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”
– Orang muslim harus mempersembahkan amal ikhlas karena Allah swt

[i] . Yang dimaksud: Golongan yang lain ialah Fir’aun dan kaumnya. maksud ayat ialah di bagian yang terbelah itu Allah memperdekatkan antara Fir’aun dan kaumnya dengan Musa dan Bani Israil.
[ii] . Menghadap ke hadirat Allah ialah pertemuan dengan Allah SWT pada hari kiamat untuk dihisab.

Kita tidak berada di Zaman Abrahah bag 1

Judul Asli: Lasna fi zamani abrahah

Penulis: Dr. Roghib Assirjani

Kita tidak berada di masa Abrahah

Bismillahirrohmanirrohim

Segala puji bagi Allah, yang kita puja dan mintai pertolongan, ampunan, dan petunjuk-Nya. Dan kita berlindung pada Allah dari buruknya jiwa kita, dan jeleknya amalan kita, barang siapa yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak akan ada yang bisa menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan Allah maka tak ada seorangpun yang bisa memberinya petunjuk. Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah Hamba dan Rosul-Nya, semoga Allah selalu merahmatinya dan keluarga serta para sahabatnya…dengan rahmat yang berlimpah. Amma ba’du.

Kisah Abrahah sudah tidak asing lagi dikalangan umat Islam. Dialah Abrahah Al-Asyrom yang datang dengan segala kekuatan dan pasukannya dari Yaman untuk menghancurkan Ka’bah sebagaimana yang telah kita ketahui…

Ditengah jalan menuju Makkah ia merampas onta-onta penduduk Makkah yang digembalakan, 200 ekor onta dirampasnya, setelah itu dia ingin langsung masuk Makkah…

Sebelum memasuki Makkah, dia menemui Abdul Muthollib kakek Rosulullah saw, saat itu Beliaulah pemimpin penduduk Makkah, sebelum Abrahah masuk Kota Makkah Beliau menyambutnya. Setelah Abrahah melihat Abdul Mutholib, ia memulyakan dan mengagungkannya, mendudukkan disampingnya, karena Abdul Mutholib mempunyai wibawa kuat. Lalu Abrahah bertanya:”Apa keperluanmu?”, Abdul Mutholib bilang:”Aku ingin agar 200 onta yang telah dirampas seorang raja, dikembalikan kepadaku”.

Sebelumnya Abrahah menyangka Abdul Mutholib akan meminta dan berbicara tentang Baitullah.

Abrahah berkata: “Tadi aku sangat kagum melihat wibawamu, tapi setelah engkau bicara tentang onta, sekarang beda lagi (pamor Abdul Mutholib menjadi jatuh dimata Abrahah, pent)”.

Dalam pandangan Abrahah, ia meremehkan Abdul Mutholib karena Abdul Mutholib lebih mengurusi 200 onta dari pada Baitullahilharam.

Abrahah berkata:”Kamu kok malah ngurusi 200 ekor onta, serta melupakan Baitullah yang sebentar lagi akan aku hancurkan?”

Abdul Mutholib mengatakan kalimat tepat dan jitu, menunjukkan kemantapan dan keyakinannya…: “Ini, akulah pemilik onta itu, sedangkan baitullah Allah-lah yang akan mencegahmu menghancurkan Baitullah”.

Inilah sikap yang ditempuh Abdul Mutholib menghadapi Abrahah. Dan akhirnya, kehancuranlah yang diterima Abrahah dan balatentaranya sebagaimana yang telah kita ketahui bersama…

Apakah manusia akan hidup mencari sesuap nasi, dari hidupnya, dari anak-anaknya, dari onta-ontanya, dari kenikmatannya, lalu meninggalkan agama Allah?

Sebenarya, orang yang meyakini hal ini, maka ia mau tidak mau harus mengeluhkan sangat gegabahnya dalam pemahaman dan tanpa melihat…

Ana tarjamah: 13 Rabiul Awal 1429 H/21 Maret 2008 . Sebelum Sholat Subuh. Bersambung…

Walaupun begitu, setelah sikap negatif dari Penduduk Makkah, dan setelah Penduduk Makkah bercerai berai lari ke lereng-lereng gunung…

dan seteleh mereka membiarkan Abrahah dengan pasukan gajahnya memasukinya…

dan setelah tindakan negatif ini turunlah burung Ababil!! turunlah mukjizat agung…burung-burung kecil melemparkan batu dari Sijjil…menghancurkan tentara Abrahah dan orang-orang yang bersamanya…

Kenapa Burung Ababil turun? Kenapa ia datang untuk menolong kaum pengecut itu?

Jawabannya, Karena itulah sunnatullah (cara yang ditempuh Allah) dalam mengancuran orang zholim. Dan ini jugalah sunnah Allah dalam menghancurkan orang zhalim sebelum Masa Rosulullah saw.

Allah mengancurkan orang-orang zhalim dengan sesuatu diluar akal manusia (khoriqul adah), orang-orang mukmin tanpa mengangkat pedang dan tidak usah perang. Dan saat Baitullah Al-Haram menghadapi ancaman, sunnah tersebut terlaksana walaupun orang-orang mukmin tidak ada.

Dan hal ini juga yang terjadi pada masa Nabi-Nabi sebelum Nabi Muhammad saw

Nuh As

Saat dia didustai kaumnya, dan setelah dia merasa bahwa dia tidak punya harapan dalam iman kaumnya…, dia berhenti, lalu berdoa kepada Allah sebagaimana yang tergambar dalam ayat Alquran:

“Lalu Nuh berdoa kepada Tuhannya, Hamba telah kalah, maka tolonglah aku”. Lalu Allah mengabulkan doanya, Allah berfirman:”Lalu kami buka pintu-pintu langit dengan air yang melimpah…Qs: Alqomar 11-31.

Sholat Subuh dulu ahh…jam 05.28, nanti lanjut, sebentar lagi iqomah ni…

Tidak terjadi pertemuan antara orang mukmin dan orang kafir, tapi datang angin topan, dan Allah membawa orang-orang mukmin naik kapal laut dengan kejadian yang diluar akal manusia ini.

Luth As

Saat beliau didustakan kaumnya, beliau berkata: “Ya Tuhanku, selamatkan aku dan keluargaku dari apa yang mereka ketahui”, sebagaimana yang diceritakan Allah dalam Qs: Assyu’aro 169:

Lalu datanglah perintah dari Allah swt:

“Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu, dan ikutlah mereka dari belakang dan janganlah seorangpun di antara kamu menoleh kebelakang[i] dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang di perintahkan kepadamu”. Qs: Al-Hijr 65.

Disana tidak ada pertemuan macam apapun antara orang mukmin dan kafir, lalu setelah itu Allah memperjelas apa yang terjadi pada desa zhalim setelah Luth dan keluarganya keluar dari desa tersebut dengan selamat, Firman Allah QS: AL-Hijr 74.:

“Maka kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras”.


[i] . Perhatikanlah kembali surat Hud ayat 81.

Wahai Tuhan Yang Maha Melihat

Ya Man Yaro Oleh : Ahmad Abu Khotir
Tarjamah : Balyta Muslim
Ya Man yaro madda-lba’udli janachaha.
Duhai Dzat yang (dapat) melihat nyamuk yang membentangkan sayapnya

Fi dhulmatil-lailil-bahimil-`alyaly.
Di malam hitam pekat lagi gelap gulita

Wa yaro manatho ‘uruqiha fi nachriha
Dan Dia (dapat) melihat jalur urat-urat di tenggorokannya

Wal-Mukhkho fi tilkal-‘idlomin-nuchali
Dan (mampu melihat) sumsum di tulang-tulang(nya) yang lembut

Wa yaro khorirod-dami fy `audajiha
Dan Dia (mampu) menyaksikan suara aliran darah diurat-urat lehernya

Mutanaqqilan min mifsholin fy mifsholi
Yang (terus mengalir dan) berpindah dari persendian ke persendian (yang lain)

Umnun ‘alayya bitaubatin tamchu biha
(Ya Allah) Anugrahilah (hamba-MU) ini dengan (sebuah) taubat yang dapat menghapus

Ma kana minny fyz-zamanil-awwali
Dosa-dosa yang ada padaku di waktu lampau

Wa yaro wushula ghidal-janyni bibathniha
Dan Dia (mampu) melihat sampainya makanan janin diperutnya

Fi dhulmatil-`akhsya`(i) bighoiri tamakhkhuri
Dalam gelap gulita tanpa membelakangi

Wa yaro makanal-wath`i min `aqdamiha
Dan Dia (mampu) melihat jejak langkah kaki-kakinya

Fi sairiha wa chatsitsahal-musta’jili
Dalam jalan dan kecepatannya yang terburu-buru

Wa yaro wa yasma’u chissaha huwa dunaha
Dan Dia (mampu) melihat dan mendengar suaranya yang samar bahkan lebih samar (dari itu)

Fy qoo’i bahrin mudhlimin mutahawwili
Di tengah lautan gelap yang menakutkan

Umnun ‘alayya bitaubatin tamchu biha
(Ya Allah) Anugrahilah (hamba-MU) ini dengan (sebuah) taubat yang dapat menghapus

Ma kana minny fyz-zamanil-awwali
Dosa-dosa yang ada padaku di waktu lampau

Mulahadloh/Note : Kata ganti ‘nya’ dalam tarjamah, semuanya kembali ke ‘Nyamuk’. Isim Dlomir ‘Haa’ dalam lirik, semua marji’nya ke ‘Baudl’.- Ch untuk huruf (حاء). Ha untuk huruf (هـاء)

Rindu Redam

Thowilusy-Syauq
Oleh : Ahmad Abu Khotir
Tarjamah : Balyta Muslim

Thowilu syauqi yabqo fi ghtirobi (Seseorang). Yang rindu berat menetap diperantauan
Faqirun fil-hayati minash-shihabi (Seseorang). Yang membutuhkan sahabat-sahabat dalam kehidupan
Wa man ya`manki ya dunyad-dawahi . Dan siapa yang percaya padamu wahai dunia yang bermusibah
Tadusiinal-mushohiba fit-turobi . Engkau akan menggilas orang-orang yang tunduk(padamu) dalam debu
Wa a’jabu min muridiki wahuwa yadri . Dan ana heran pada diri seseorang yang menghendaki engkau, padahal ia tahu
Bi annaki fil-waro ummul-ujabi . Bahwa sesungguhnya engkau di kalangan segala makhluq adalah sumber (segala) yang mengherankan
Wa laula anna li ma’nan jamilan. Jikalau sesungguhnya ane tidak memiliki sebuah arti keindahan
Labi’tul-muktsa fiha bidz-dzahabi. Niscaya diam didalamnya akan aku jual dengan emas
Roaitullaha fi dzal kauni robban. Saya menyaksikan Allah dalam dunia ini sebagai Tuhan
Jami’ul kainati lahu tuhabi. Semua alam tunduk kepada-Nya.
Syawahidu annahu fardun jalilun. Pada bersaksi bahwa Dia Dzat yang Esa lagi Agung
‘Ala roghmil-mujadili bil-kidzabi . Walaupun para mujadil/penentang (melawan) dengan beribu kebohonganan
Ta`ammal-qudrotar-rohmani wandzhur. Renungkanlah dan lihatlah kekuasaan Dzat yang Rohman
Sayahdiikat-ta`ammulu lish-showabi . Renunganmu akan menunjukkanmu kepada kebenaran
Wa muddat-thorfa fi kullin-nawahi . Dan tebarkanlah pandanganmu kesemua penjuru/arah
Su`aluka saufa yarji’u bil-jawabi . Pertanyaanmu akan kembali dengan (membawa) jawaban
Tafayya` min dzhilalil`ardi hiinan. Berteduhlah pada suatu saat pada bayang-bayang bumi
Wa la taghtar yauman bis-sarobi . Dan janganlah sekali-kali engkau terkecoh dengan fatamorgana
Wa qif fauqol-quburi farubba dzikro. Dan berdirilah diatas perkuburan, mungkin(akan memberimu) peringatan
Satahmaduha wa ta`wi bil-`iyabi . Engkau akan memujinya dan akan kembali menempatinya
Warottil nughmatal-qur`ani tulqo. Lantunkanlah Alquran yang diturunkan dengan tartil
Yuba’idukats-tsawabu ‘anil ‘iqobi. (Niscaya)Pahala akan menjauhkanmu dari siksa
Wa taabi’ mursalan hadin hakiman. Dan ikutilah para utusan(Rosul) yang memberi petunjuk lagi bijaksana
Asyi’ta hikmatin min kulli babin. Berkilau hikmah dari segala pintu

Ana terjemah saat masih di Hadramaut

Wahai Orang yang berpuasa, tahukah engkau?

Hal Ta’lam ayyuhas shoo’im?
Wahai Orang yang berpuasa, tahukah engkau?
Penulis: Sa’ad bin Atiiq Atiiq
Imam, Khotib, Masjid Jami’ Iskan Kulliyatul Malik Kholid Al-Askariah
Alih Bahasa: Mulyadi L. Ramelan
Mahasiswa Al-Iman Yamani
Tanggal 18 Robiul Awal 1429 H/26 Maret 2008 M. Pagi hari setelah halaqoh Quran

Bismillah
Wahai orang yang berpuasa, ketahuilah:
– Bahwa Ramadan tahun depan tidak akan dijumpai kecuali oleh orang yang masih hidup saja, dan barangkali saja anda tidak termasuk mereka, maka perbaiki amalan anda, taubatlah kepada Allah, tangisi kesalahan-kesalahanmu(sesali kesalahanmu, berjanjilah tidak akan mengulangi lagi, perbaiki dengan amalan sholih), dan anggaplah kesempatan Ramadan sekaranglah masa terakhir anda.
– Bahwa di bawah bumi ada orang yang merugi dan menangis…, bukan karena pisah dari anak-anak atau hartanya, tapi karen tersia-sianya banyak Ramadan, tidak ia gunakan untuk amal sholih yang bisa menyelamatkannya, maka bersyukurlah jika Allah masih menghidupkan kalian di saat lainya dijemput ajal.
– Di rumah sakit terdapat orang-orang yang tidak bisa berpuasa dan qiyam, itu lihatlah air matanya menetes karena rugi tidak bisa ikut serta saudara-saudaranya dalam Ramadan ini, maka bersyukurlah pada Allah yang telah memberi kesehatan pada kalian, di saat lainnya mendapat cobaan sakit.
– Bahwa puasa Ramadan tidak akan diterima kecuali dari orang-orang yang sholat, maka hati-hatilah dari tersia-sianya agamamu karena anda gegabah dalam sholat.
– Bahwa seorang yang perutnya puasa, sedangkan mata, telinga, lidah tidak berpuasa dari hal-hal haram, maka dia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya tersebut kecuali haus dan lapar.
– Bahwa setan manusia tidak dibelenggu saat Ramadan, Mereka lebih berbahaya dari pada setan jin, maka berhati-hatilah terhadap mereka.
– Bahwa malam Ramadan juga mencakup haramnya siang, maka jangan berpuasa disiang hari dari hal halal, lalu pada malam harinya berbuka puasa dari hal haram.
– Bahwa perbedaan antara puasa kita dan orang yahudi, nahsroni adalah makan sahur, maka berbedalah dari ahli kitab. Dan ikutilah Sabda Rosulullah saw:”Tasahharu fa inna fi sahuri barokah”, Makanlah sahur kalian semua, karena didalam sahur terdapat berkah.
– Bahwa 10 terakhir dari bulan Ramadan lebih baik dari pada hari-hari sebelumnya, maka berhati-hatilah dari futur dan malas dalam mencari pahala.
– Bahwa jika anda bersungguh-sungguh beramal dalam lailatul qodar, menjalaninya dengan iman, mencari pahala, ikhlas karena Allah swt, maka amal sholih anda akan di setarakan dengan amal selama lebih dari 80 tahun. Maka jangan sampai anda menyia-nyiakan kesempatan dengan dengan keluar masuk pasar atau begadang dengan hal-hal yang tidak bermanfaat.
– Bahwa I’tikaf sah walaupun satu jam baik malam atau siang hari untuk mendekatkan diri pada Allah swt, jangan halangi jiwa anda merasakan kenikmatan berdua dan taat pada Allah. Latihlah dirimu dalam i’tikaf walaupun pada bagian kecil dari hari, sehingga jiwamu terbiasa dalam ibadah.
– Bahwa melihat sinetron dan wanita di belakang layar, atau dalam majalah pada Bulan Ramadan termasuk merusak keagungan Ramadan, meruntuhkan rohaniya, maka bertakwalah pada Allah dan jangan berzina mata.
– Bahwa jika anda tidak menghindari perkataan keji (bohong, ghibah, adu domba, mencaci, memaki) maka Allah tidak memerlukan anda meninggalkan(berpuasa dari) makanan dan minumanmu sebagaimana dalam hadits Nabi.
– Bahwa orang yang tidak menghatamkan Quran dalam Bulan Ramadan Mubarok ini setiap malamnya, mungkin ia termasuk orang yang menjauhi Quran, maka gunakanlah jam-jam malam dan siang untuk membaca Firman Allah yang Mannan.
– Bahwa Bulan Ramadan adalah kesempatan bagus bagi perokok untuk meninggalkan rokok.

Kamu-lah yang menunda kemenangan Umat Islam

Judul asli: Anta, man yuakhkhirun nashro ‘an hadzihil ummah
Penerjemah: Mulyadi Luthfy
Mahasiswa Universitas Al-Iman
Kamu-lah yang menunda kemenangan Umat Islam

Bismillahirrahmanirrahim
Saat ana merasa priahtin melihat berita-berita kaum muslim dan musibah-musibah yang menimpa mereka, hati nuraniku bertanya padaku:”Hai, kamu yang menunda kemenangan umat Islam, bahkan kamu juga penyebab utama semua musibah yang menimpa kita”.
Saya bilang kepadanya:”Loh, bagaimana itu bisa terjadi, kenapa saya yang dituduh, saya cuma seorang hamba lemah yang tidak mempunyai kuasa dan power, jika saya perintahkan kaum muslimin, mereka tidak akan nurut, jika ana menasehati merekapun tidak akan menerima…
Dengan cepat ia memotong pembicaraanku:”Musibah-musibah itu karena dosamu, karena maksiat-maksiatmu, itu karena maksiat-maksiat yang kamu lakukan dihadapan Allah siang malam, karena kamu menjauhi kewajiban-kewajiban kamu, dan juga kamu terlalu meremehkan hal-hal haram…
Saya bilang padanya:”Lalu…apa yang telah saya lakukan, sampai saya menerima celaan dan cercaan dalam penundaan kemenangan Islam?
Dia berkata:”Wahai Abdullah, demi Allah jika saya duduk, apakah aku perlu menghitung untukmu apa yang Engkau lakukan waktu lalu…Apakah kamu termasuk orang-orang yang Sholat Subuh berjamaah saat fajar?
Aku menjawab:”Iya kadang-kadang, kadangkalanya saya ketinggalan…”
Dia memotong lagi:”Ini kontradiksi namanya, bagaimana mungkin engkau mengaku mampu berjihad melawan musuh-musuhmu, sedangkan kamu sendiri gagal melawan hawa nafsumu sendiri, yang dalam hal tidak memerlukan darah dan harta, padahal sholat dua rokaat tidak memerlukan waktu lama, cuma beberapa menit…
Bagaimana engkau menuntut jihad…sedangkan engkau sendiri teledor dalam menunaikan sholat wajib, serta meninggalkan sholat jammaah, menyepelekan sholat sunah rowatib, tidak membaca wirid Alquran, melupakan dzikir pagi dan sore, tidak pernah meninggalkan ghibah, tidak berbakti kepada orang tua, dan juga tidak silaturrahmi, meninggalkan amalan-amalan, selalu melihat hal-hal haram di surat kabar atau layar kaca, enak-enakan mendengarkan musik, sembrono dalam kewajiban amar makruf nahi mungkar dan dakwah ke jalan Allah, kamu cuma bisa berfoya-foya.
Lalu dia beralih ke pembicaraan lain:”Bagaimana engkau menuntut penerapan syareat Allah, Syareat Islam di negaramu, sedangkan engkau sendiri tidak pernah menerapkan Syareat Islam dalam jiwa dan keluargamu, apakah engkau tidak takut kepada Allah karena hal itu? Apakah kamu tidak menyeru mereka ke jalan petunjuk, serta menjauhkan mereka dari hal-hal haram? Tidak berusaha menghidupi mereka dari makanan halal? Kamu menjual hal-hal mungkar, berbohong, menipu, mengingkari janji, kamu memang layak mendapatkan ancaman dari Allah…
Aku potong pembicaraannya:”apakah karena itu kemenangan umat Islam tertunda? Apa bisa kemenangan umat seluruhnya tertunda sebab satu orang di antara sekian milyar umat?”
Dia bilang:”Ah …, dunia telah mengkloning ratusan juta orang seperti kamu -kecuali yang dirahmati Allah…- Semuanya menempuh jalanmu, mereka tidak mau taat, tidak takut berbuat maksiat, semuanya menuntut kemenangan, karena di umat islam ada orang yang lebih utama dari mereka, tapi realita yang menyakitkan bahwa semuanya samaaaa…kecuali orang yang mendapat rahmat dari Allah. Tahukah engkau wahai Abdullah, ketika para sahabat Nabi Muhammad saw berperang, lalu mereka tidak mendapat kemenangan, mereka tahu dan yakin pasti diantara pasukan ada yang telah berbuat dosa dan maksiat…
Jika seperti itu, bagaimana pandangamu dengan kenyataan umat yang bergelimang dosa dari yang besar sampai yang kecil, dari hina sampai yang berjubel…? Apakah engkau tidak tahu bahwa dosa umat manusia sudah memenuhi ujung timur dan barat bumi?
Tanpa sengaja, air mataku meleleh, sebelumnya tidak terbayangkan olehku walau sekali saja, bahwa aku seorang yang mengaku cinta Allah, Rosulullah, Islam, Umat Islam, tetapi ternyata aku termasuk seseorang yang menyebabkan kekalahan Umat Islam, aku telah mengambil bagian dalam mengalirnya darah Umat Islam yang tidak berdosa di muka bumi.
Memang sangat mudah mencela si dia atau si itu, tapi aku tidak berfikir dan tidak mencela aib serta kebobrokanku sendiri, serta tidak merenungkan Firman Allah:”InnaAllaha la yughoiyyiru ma biqoumin hatta yughoiyyiru ma bi angfusihim…). Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang merubahnya…iya Firman Allah memang benar…
Lalu aku bilang pada hati nuraniku:”Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan nafsu pencela’nafsu lawamah’, yang telah Allah gunakan bersumpah dalam Alquran sampai kiamat nanti. Lalu nasehatmu gimana?”
Hati nuraniku berkata:”Mulai dari dirimu sendiri, tunaikanlah kewajiban, sholatlah 5 waktu tepat waktu dengan berjamaah, keluarkan zakat, takutkan durhaka pada orang tua, dekatkan dirimu dengan amalan-amalan sunnah, jangan tinggalkan kesempatan sedikitpun untuk taqorrub pada Allah walaupun itu amalan kecil, dan ingatlah bahwa senyuman diwajahmu pada teman-temanmu adalah sodaqoh, ikhlaslah dalam amalan dan tekuni, jangan engkau menuntut agar bendera jihad dikibarkan sedangkan engkau sendiri gagal memerangi nafsumu sendiri, jangan mencela orang lain untuk lari dari tanggung jawab, tapi benahi dirimu, maka orang lain akan ikut terbenahi, jadilah panutan disemua tempat yang kamu tempati,…setelah itu mohonlah pada Allah secara ikhlas agar Allah mendatangkan kemenangan padamu dan orang-orang yang bersamamu serta semua orang yang menempuh jalanmu, jalan Islam. Dan pada akhirnya, engkau akan termasuk orang yang difirmankan oleh Allah:”In tanshurullah, yansurkum wayutsabbit aqdamakum..” Jika engkau minta kemenangan pada Allah, Maka Allah akan menolong kalian dan menetapkan kaki kalian…dan ketahuilah bahwa semua maksiat yang kamu lakukan kepada Allah dan semua ketaatan didalamnya adalah alibimu didepan pengadilan bahwa engkau telah ikut berusaha melawan ketidakadilan yang mengalirkan darah umat Islam yang tidak berdosa…
Aku angkat mukaku, memohon ampun pada Allah atas apa yang telah aku lakukan, aku usap air mataku sambil berkata:”Ya Tuhanku, hati nuraniku telah taubat kepadamu, aku telah taubat kepadamu pula ya Allah.
Dan untuk membuka lembaran dalam hidup baru, aku mulai sholat dua rakaat di tengah malam, dan memohon kepada Allah agar selalu memberi nikmat kepadaku dalam istiqomah di jalan Islam. WAllahu a’lam.
Bagian kedua:
Judul Asli: Kaifa yastarjiul muslimuna izzatahum? Bagaimana cara Umat Islam bisa mengembalikan kejayaan mereka?
Nenek moyang kita yang muslim, ketika mereka dikalahkan oleh musuh, mereka meng-instropeksi diri mereka, memeriksa diri mereka kenapa kekalahan ini menimpa mereka? Ketika mereka menemukan hal yang bertentangan dengan sunnah Rosulullah dalam diri mereka dalam suatu hal, mereka cepat-cepat merubahnya dan segera kembali ke jalan Rosulullah saw dan mendidik umat…
Walaupun sebenarnya jumlah mereka lebih sedikit dari jumlah musuh, setelah menunaikan langkah ini, dengan izin Allah mereka bisa mengalahkan musuh, dan itu sebagai implikasi dari apa yang telah difirmankan Allah:”In tanshurullah, yarsurkum wa yutsabbit aqdamakum…”.
Inilah langkah-langkah ilmiah untuk memperoleh kemenangan umat islam insyAllah.
1. Usahakan untuk jihad sekarang, dan langsung meninggalkan maksiat yang kamu kerjakan dan biasakan, dan mohonlah kepada Allah agar menolongmu untuk meninggalkan maksiat’. Dengarkan²(Atsarul maasi wadz dzunub alal umam wa syu’ub) : pengaruh maksiat dan dosa terhadap umat Islam dan bangsa.
2. Lakukanlah sholat dengan berjamaah dalam masjid 5 waktu sehari semalam…khususnya sholat Subuh…(Innash sholata alal mukminina kitaaban mauquta). Bacalah²(Anta, man yuakhkhirun nashro an hadzihil ummah): Kamu adalah orang yang menyebabkan kemenangan tertunda dari Umat Islam².
3. Usahakan bersedekah terhadap fakir miskin, walaupun dengan jumlah kecil dan remeh dari hartamu, karena ( Sodaqohmu secara sirr akan memadamkan murka Tuhanmu)
4. Yang untuk wanita muslimah, usahakan berbusana dan hijab yang sempurna dari sekarang…dan jangan sampai bilang:”akan aku lakukan nanti…”. Dengarkan²(Hijabul Mar’ah Almuslimah): Hijab wanita muslim”.
5. Giatkanlah mendidik anakmu, dengan didikan iman yang benar, biar mereka seperti anak-anak para sahabat, dan supaya generasi mereka lebih baik dari pada generasi kita sekarang. Dengarkan²(Durusun Muhimmah fi Tarbiyah): Pelajaran urgen dalam pendidikan.
6. Perbanyak sholat sunnah setiap hari.
7. Perintahkan saudara dan keluargamu dengan hal ma’ruf, dengan metode yang baik. Dan ingatkanlah mereka bahwa umat memerlukan mereka, dan ingatkanlah mereka agar engkau dan mereka supaya menjadi seperti Para Sahabat Rosulullah saw dalam amalan dan perkataan, Dengarkan²:”Amar makruf nahi mungkar”.
8. Lakukan apa yang telah diperintahkan Allah padamu dalam hal menyiapkan dirimu dan anakmu secara fisik, dan amalan(Wa aiddu lahum mastatho’tum min quwwah)…Dengarkan:”Wa aiddu lahum…”
9. Usahakan ikhlas dalam segala amalanmu, baik pelajarn, industri ataupun agraria atau yang lain. Pelajari fikih apa saja yang kamu tekuni. Seorang petani hendaklah belajar fikih agraria, seorang pedagang hendaklah fikih perdangangan, dan seorang pelajar maka hendaknya belajar fikih menuntut ilmu.
10. Ingatkan imam masjidmu agar setiap hari mengingatkan para jamaah untuk melakukan hal-hal yang membuat rido Allah, atau membaca pelajaran dari Kitab Allah atau dari Sunnah Rosulullah saw setiap minggu…mungkin ia bisa memakai kitab “Al masjid wa baitul muslim” Lisyaikh Abi Bakar Aljazairy.
11. Bantulah menyebarkan kebaikan dan media dakwah, baik berupa kaset, buku atau yang lainnya.”Dengarkan²:”Atta awun alalkhoir”.
12. Perbanyak doa agar Allah menetapkanmu di jalan Islam, dan agar Allah memperbaiki umat Islam, dan tunduk kepada Allah. Dengarkan²:”Sihamullail”.
13. Percayalah akan pertolongan Allah terhadap orang mukmin. Dengarkan²:Attsiqoh billah.
14. Jangan putus asa dari jalan panjang dan kesukarannya, karena kerusakan telah merata dikalangan umat sejak bertahun-tahun, dan memerlukan waktu panjang untuk merubahnya. Dengarkan²(Al andalus minal fathi ilassuquti).
Akhirnya…jika kamu menemukan orang-orang muslim berkumpul untuk sholat jammaah bersama adzannya juga, sebagaimana berkumpul untuk sholat Jumat. Maka ketahulilah bahwa ilmu dan agama telah ada dalam diri mereka…Dengarkan²(Awamilunnashri wal hazimah): Faktor-faktor kemenangan dan kejayaan.
(²). Anda bisa melihat, mendengar, dan membacanya di sebuah situs http://www.islamway.com
Penerjemah: Balyta Muslim
Selesai ana terjemah tanggal 12 Robiul Awal 1429 H/20 Maret 2008, Dari habis Hifd Quran di halaqoh sampai jam 07.47 am. Tempat di pesanggrahan ‘Maktabah Saririah’ Imaroh 13, Kamar 5.