Wahai Tuhan Yang Maha Melihat

Ya Man Yaro Oleh : Ahmad Abu Khotir
Tarjamah : Balyta Muslim
Ya Man yaro madda-lba’udli janachaha.
Duhai Dzat yang (dapat) melihat nyamuk yang membentangkan sayapnya

Fi dhulmatil-lailil-bahimil-`alyaly.
Di malam hitam pekat lagi gelap gulita

Wa yaro manatho ‘uruqiha fi nachriha
Dan Dia (dapat) melihat jalur urat-urat di tenggorokannya

Wal-Mukhkho fi tilkal-‘idlomin-nuchali
Dan (mampu melihat) sumsum di tulang-tulang(nya) yang lembut

Wa yaro khorirod-dami fy `audajiha
Dan Dia (mampu) menyaksikan suara aliran darah diurat-urat lehernya

Mutanaqqilan min mifsholin fy mifsholi
Yang (terus mengalir dan) berpindah dari persendian ke persendian (yang lain)

Umnun ‘alayya bitaubatin tamchu biha
(Ya Allah) Anugrahilah (hamba-MU) ini dengan (sebuah) taubat yang dapat menghapus

Ma kana minny fyz-zamanil-awwali
Dosa-dosa yang ada padaku di waktu lampau

Wa yaro wushula ghidal-janyni bibathniha
Dan Dia (mampu) melihat sampainya makanan janin diperutnya

Fi dhulmatil-`akhsya`(i) bighoiri tamakhkhuri
Dalam gelap gulita tanpa membelakangi

Wa yaro makanal-wath`i min `aqdamiha
Dan Dia (mampu) melihat jejak langkah kaki-kakinya

Fi sairiha wa chatsitsahal-musta’jili
Dalam jalan dan kecepatannya yang terburu-buru

Wa yaro wa yasma’u chissaha huwa dunaha
Dan Dia (mampu) melihat dan mendengar suaranya yang samar bahkan lebih samar (dari itu)

Fy qoo’i bahrin mudhlimin mutahawwili
Di tengah lautan gelap yang menakutkan

Umnun ‘alayya bitaubatin tamchu biha
(Ya Allah) Anugrahilah (hamba-MU) ini dengan (sebuah) taubat yang dapat menghapus

Ma kana minny fyz-zamanil-awwali
Dosa-dosa yang ada padaku di waktu lampau

Mulahadloh/Note : Kata ganti ‘nya’ dalam tarjamah, semuanya kembali ke ‘Nyamuk’. Isim Dlomir ‘Haa’ dalam lirik, semua marji’nya ke ‘Baudl’.- Ch untuk huruf (حاء). Ha untuk huruf (هـاء)

Rindu Redam

Thowilusy-Syauq
Oleh : Ahmad Abu Khotir
Tarjamah : Balyta Muslim

Thowilu syauqi yabqo fi ghtirobi (Seseorang). Yang rindu berat menetap diperantauan
Faqirun fil-hayati minash-shihabi (Seseorang). Yang membutuhkan sahabat-sahabat dalam kehidupan
Wa man ya`manki ya dunyad-dawahi . Dan siapa yang percaya padamu wahai dunia yang bermusibah
Tadusiinal-mushohiba fit-turobi . Engkau akan menggilas orang-orang yang tunduk(padamu) dalam debu
Wa a’jabu min muridiki wahuwa yadri . Dan ana heran pada diri seseorang yang menghendaki engkau, padahal ia tahu
Bi annaki fil-waro ummul-ujabi . Bahwa sesungguhnya engkau di kalangan segala makhluq adalah sumber (segala) yang mengherankan
Wa laula anna li ma’nan jamilan. Jikalau sesungguhnya ane tidak memiliki sebuah arti keindahan
Labi’tul-muktsa fiha bidz-dzahabi. Niscaya diam didalamnya akan aku jual dengan emas
Roaitullaha fi dzal kauni robban. Saya menyaksikan Allah dalam dunia ini sebagai Tuhan
Jami’ul kainati lahu tuhabi. Semua alam tunduk kepada-Nya.
Syawahidu annahu fardun jalilun. Pada bersaksi bahwa Dia Dzat yang Esa lagi Agung
‘Ala roghmil-mujadili bil-kidzabi . Walaupun para mujadil/penentang (melawan) dengan beribu kebohonganan
Ta`ammal-qudrotar-rohmani wandzhur. Renungkanlah dan lihatlah kekuasaan Dzat yang Rohman
Sayahdiikat-ta`ammulu lish-showabi . Renunganmu akan menunjukkanmu kepada kebenaran
Wa muddat-thorfa fi kullin-nawahi . Dan tebarkanlah pandanganmu kesemua penjuru/arah
Su`aluka saufa yarji’u bil-jawabi . Pertanyaanmu akan kembali dengan (membawa) jawaban
Tafayya` min dzhilalil`ardi hiinan. Berteduhlah pada suatu saat pada bayang-bayang bumi
Wa la taghtar yauman bis-sarobi . Dan janganlah sekali-kali engkau terkecoh dengan fatamorgana
Wa qif fauqol-quburi farubba dzikro. Dan berdirilah diatas perkuburan, mungkin(akan memberimu) peringatan
Satahmaduha wa ta`wi bil-`iyabi . Engkau akan memujinya dan akan kembali menempatinya
Warottil nughmatal-qur`ani tulqo. Lantunkanlah Alquran yang diturunkan dengan tartil
Yuba’idukats-tsawabu ‘anil ‘iqobi. (Niscaya)Pahala akan menjauhkanmu dari siksa
Wa taabi’ mursalan hadin hakiman. Dan ikutilah para utusan(Rosul) yang memberi petunjuk lagi bijaksana
Asyi’ta hikmatin min kulli babin. Berkilau hikmah dari segala pintu

Ana terjemah saat masih di Hadramaut

Wahai Orang yang berpuasa, tahukah engkau?

Hal Ta’lam ayyuhas shoo’im?
Wahai Orang yang berpuasa, tahukah engkau?
Penulis: Sa’ad bin Atiiq Atiiq
Imam, Khotib, Masjid Jami’ Iskan Kulliyatul Malik Kholid Al-Askariah
Alih Bahasa: Mulyadi L. Ramelan
Mahasiswa Al-Iman Yamani
Tanggal 18 Robiul Awal 1429 H/26 Maret 2008 M. Pagi hari setelah halaqoh Quran

Bismillah
Wahai orang yang berpuasa, ketahuilah:
– Bahwa Ramadan tahun depan tidak akan dijumpai kecuali oleh orang yang masih hidup saja, dan barangkali saja anda tidak termasuk mereka, maka perbaiki amalan anda, taubatlah kepada Allah, tangisi kesalahan-kesalahanmu(sesali kesalahanmu, berjanjilah tidak akan mengulangi lagi, perbaiki dengan amalan sholih), dan anggaplah kesempatan Ramadan sekaranglah masa terakhir anda.
– Bahwa di bawah bumi ada orang yang merugi dan menangis…, bukan karena pisah dari anak-anak atau hartanya, tapi karen tersia-sianya banyak Ramadan, tidak ia gunakan untuk amal sholih yang bisa menyelamatkannya, maka bersyukurlah jika Allah masih menghidupkan kalian di saat lainya dijemput ajal.
– Di rumah sakit terdapat orang-orang yang tidak bisa berpuasa dan qiyam, itu lihatlah air matanya menetes karena rugi tidak bisa ikut serta saudara-saudaranya dalam Ramadan ini, maka bersyukurlah pada Allah yang telah memberi kesehatan pada kalian, di saat lainnya mendapat cobaan sakit.
– Bahwa puasa Ramadan tidak akan diterima kecuali dari orang-orang yang sholat, maka hati-hatilah dari tersia-sianya agamamu karena anda gegabah dalam sholat.
– Bahwa seorang yang perutnya puasa, sedangkan mata, telinga, lidah tidak berpuasa dari hal-hal haram, maka dia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya tersebut kecuali haus dan lapar.
– Bahwa setan manusia tidak dibelenggu saat Ramadan, Mereka lebih berbahaya dari pada setan jin, maka berhati-hatilah terhadap mereka.
– Bahwa malam Ramadan juga mencakup haramnya siang, maka jangan berpuasa disiang hari dari hal halal, lalu pada malam harinya berbuka puasa dari hal haram.
– Bahwa perbedaan antara puasa kita dan orang yahudi, nahsroni adalah makan sahur, maka berbedalah dari ahli kitab. Dan ikutilah Sabda Rosulullah saw:”Tasahharu fa inna fi sahuri barokah”, Makanlah sahur kalian semua, karena didalam sahur terdapat berkah.
– Bahwa 10 terakhir dari bulan Ramadan lebih baik dari pada hari-hari sebelumnya, maka berhati-hatilah dari futur dan malas dalam mencari pahala.
– Bahwa jika anda bersungguh-sungguh beramal dalam lailatul qodar, menjalaninya dengan iman, mencari pahala, ikhlas karena Allah swt, maka amal sholih anda akan di setarakan dengan amal selama lebih dari 80 tahun. Maka jangan sampai anda menyia-nyiakan kesempatan dengan dengan keluar masuk pasar atau begadang dengan hal-hal yang tidak bermanfaat.
– Bahwa I’tikaf sah walaupun satu jam baik malam atau siang hari untuk mendekatkan diri pada Allah swt, jangan halangi jiwa anda merasakan kenikmatan berdua dan taat pada Allah. Latihlah dirimu dalam i’tikaf walaupun pada bagian kecil dari hari, sehingga jiwamu terbiasa dalam ibadah.
– Bahwa melihat sinetron dan wanita di belakang layar, atau dalam majalah pada Bulan Ramadan termasuk merusak keagungan Ramadan, meruntuhkan rohaniya, maka bertakwalah pada Allah dan jangan berzina mata.
– Bahwa jika anda tidak menghindari perkataan keji (bohong, ghibah, adu domba, mencaci, memaki) maka Allah tidak memerlukan anda meninggalkan(berpuasa dari) makanan dan minumanmu sebagaimana dalam hadits Nabi.
– Bahwa orang yang tidak menghatamkan Quran dalam Bulan Ramadan Mubarok ini setiap malamnya, mungkin ia termasuk orang yang menjauhi Quran, maka gunakanlah jam-jam malam dan siang untuk membaca Firman Allah yang Mannan.
– Bahwa Bulan Ramadan adalah kesempatan bagus bagi perokok untuk meninggalkan rokok.

Kamu-lah yang menunda kemenangan Umat Islam

Judul asli: Anta, man yuakhkhirun nashro ‘an hadzihil ummah
Penerjemah: Mulyadi Luthfy
Mahasiswa Universitas Al-Iman
Kamu-lah yang menunda kemenangan Umat Islam

Bismillahirrahmanirrahim
Saat ana merasa priahtin melihat berita-berita kaum muslim dan musibah-musibah yang menimpa mereka, hati nuraniku bertanya padaku:”Hai, kamu yang menunda kemenangan umat Islam, bahkan kamu juga penyebab utama semua musibah yang menimpa kita”.
Saya bilang kepadanya:”Loh, bagaimana itu bisa terjadi, kenapa saya yang dituduh, saya cuma seorang hamba lemah yang tidak mempunyai kuasa dan power, jika saya perintahkan kaum muslimin, mereka tidak akan nurut, jika ana menasehati merekapun tidak akan menerima…
Dengan cepat ia memotong pembicaraanku:”Musibah-musibah itu karena dosamu, karena maksiat-maksiatmu, itu karena maksiat-maksiat yang kamu lakukan dihadapan Allah siang malam, karena kamu menjauhi kewajiban-kewajiban kamu, dan juga kamu terlalu meremehkan hal-hal haram…
Saya bilang padanya:”Lalu…apa yang telah saya lakukan, sampai saya menerima celaan dan cercaan dalam penundaan kemenangan Islam?
Dia berkata:”Wahai Abdullah, demi Allah jika saya duduk, apakah aku perlu menghitung untukmu apa yang Engkau lakukan waktu lalu…Apakah kamu termasuk orang-orang yang Sholat Subuh berjamaah saat fajar?
Aku menjawab:”Iya kadang-kadang, kadangkalanya saya ketinggalan…”
Dia memotong lagi:”Ini kontradiksi namanya, bagaimana mungkin engkau mengaku mampu berjihad melawan musuh-musuhmu, sedangkan kamu sendiri gagal melawan hawa nafsumu sendiri, yang dalam hal tidak memerlukan darah dan harta, padahal sholat dua rokaat tidak memerlukan waktu lama, cuma beberapa menit…
Bagaimana engkau menuntut jihad…sedangkan engkau sendiri teledor dalam menunaikan sholat wajib, serta meninggalkan sholat jammaah, menyepelekan sholat sunah rowatib, tidak membaca wirid Alquran, melupakan dzikir pagi dan sore, tidak pernah meninggalkan ghibah, tidak berbakti kepada orang tua, dan juga tidak silaturrahmi, meninggalkan amalan-amalan, selalu melihat hal-hal haram di surat kabar atau layar kaca, enak-enakan mendengarkan musik, sembrono dalam kewajiban amar makruf nahi mungkar dan dakwah ke jalan Allah, kamu cuma bisa berfoya-foya.
Lalu dia beralih ke pembicaraan lain:”Bagaimana engkau menuntut penerapan syareat Allah, Syareat Islam di negaramu, sedangkan engkau sendiri tidak pernah menerapkan Syareat Islam dalam jiwa dan keluargamu, apakah engkau tidak takut kepada Allah karena hal itu? Apakah kamu tidak menyeru mereka ke jalan petunjuk, serta menjauhkan mereka dari hal-hal haram? Tidak berusaha menghidupi mereka dari makanan halal? Kamu menjual hal-hal mungkar, berbohong, menipu, mengingkari janji, kamu memang layak mendapatkan ancaman dari Allah…
Aku potong pembicaraannya:”apakah karena itu kemenangan umat Islam tertunda? Apa bisa kemenangan umat seluruhnya tertunda sebab satu orang di antara sekian milyar umat?”
Dia bilang:”Ah …, dunia telah mengkloning ratusan juta orang seperti kamu -kecuali yang dirahmati Allah…- Semuanya menempuh jalanmu, mereka tidak mau taat, tidak takut berbuat maksiat, semuanya menuntut kemenangan, karena di umat islam ada orang yang lebih utama dari mereka, tapi realita yang menyakitkan bahwa semuanya samaaaa…kecuali orang yang mendapat rahmat dari Allah. Tahukah engkau wahai Abdullah, ketika para sahabat Nabi Muhammad saw berperang, lalu mereka tidak mendapat kemenangan, mereka tahu dan yakin pasti diantara pasukan ada yang telah berbuat dosa dan maksiat…
Jika seperti itu, bagaimana pandangamu dengan kenyataan umat yang bergelimang dosa dari yang besar sampai yang kecil, dari hina sampai yang berjubel…? Apakah engkau tidak tahu bahwa dosa umat manusia sudah memenuhi ujung timur dan barat bumi?
Tanpa sengaja, air mataku meleleh, sebelumnya tidak terbayangkan olehku walau sekali saja, bahwa aku seorang yang mengaku cinta Allah, Rosulullah, Islam, Umat Islam, tetapi ternyata aku termasuk seseorang yang menyebabkan kekalahan Umat Islam, aku telah mengambil bagian dalam mengalirnya darah Umat Islam yang tidak berdosa di muka bumi.
Memang sangat mudah mencela si dia atau si itu, tapi aku tidak berfikir dan tidak mencela aib serta kebobrokanku sendiri, serta tidak merenungkan Firman Allah:”InnaAllaha la yughoiyyiru ma biqoumin hatta yughoiyyiru ma bi angfusihim…). Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang merubahnya…iya Firman Allah memang benar…
Lalu aku bilang pada hati nuraniku:”Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan nafsu pencela’nafsu lawamah’, yang telah Allah gunakan bersumpah dalam Alquran sampai kiamat nanti. Lalu nasehatmu gimana?”
Hati nuraniku berkata:”Mulai dari dirimu sendiri, tunaikanlah kewajiban, sholatlah 5 waktu tepat waktu dengan berjamaah, keluarkan zakat, takutkan durhaka pada orang tua, dekatkan dirimu dengan amalan-amalan sunnah, jangan tinggalkan kesempatan sedikitpun untuk taqorrub pada Allah walaupun itu amalan kecil, dan ingatlah bahwa senyuman diwajahmu pada teman-temanmu adalah sodaqoh, ikhlaslah dalam amalan dan tekuni, jangan engkau menuntut agar bendera jihad dikibarkan sedangkan engkau sendiri gagal memerangi nafsumu sendiri, jangan mencela orang lain untuk lari dari tanggung jawab, tapi benahi dirimu, maka orang lain akan ikut terbenahi, jadilah panutan disemua tempat yang kamu tempati,…setelah itu mohonlah pada Allah secara ikhlas agar Allah mendatangkan kemenangan padamu dan orang-orang yang bersamamu serta semua orang yang menempuh jalanmu, jalan Islam. Dan pada akhirnya, engkau akan termasuk orang yang difirmankan oleh Allah:”In tanshurullah, yansurkum wayutsabbit aqdamakum..” Jika engkau minta kemenangan pada Allah, Maka Allah akan menolong kalian dan menetapkan kaki kalian…dan ketahuilah bahwa semua maksiat yang kamu lakukan kepada Allah dan semua ketaatan didalamnya adalah alibimu didepan pengadilan bahwa engkau telah ikut berusaha melawan ketidakadilan yang mengalirkan darah umat Islam yang tidak berdosa…
Aku angkat mukaku, memohon ampun pada Allah atas apa yang telah aku lakukan, aku usap air mataku sambil berkata:”Ya Tuhanku, hati nuraniku telah taubat kepadamu, aku telah taubat kepadamu pula ya Allah.
Dan untuk membuka lembaran dalam hidup baru, aku mulai sholat dua rakaat di tengah malam, dan memohon kepada Allah agar selalu memberi nikmat kepadaku dalam istiqomah di jalan Islam. WAllahu a’lam.
Bagian kedua:
Judul Asli: Kaifa yastarjiul muslimuna izzatahum? Bagaimana cara Umat Islam bisa mengembalikan kejayaan mereka?
Nenek moyang kita yang muslim, ketika mereka dikalahkan oleh musuh, mereka meng-instropeksi diri mereka, memeriksa diri mereka kenapa kekalahan ini menimpa mereka? Ketika mereka menemukan hal yang bertentangan dengan sunnah Rosulullah dalam diri mereka dalam suatu hal, mereka cepat-cepat merubahnya dan segera kembali ke jalan Rosulullah saw dan mendidik umat…
Walaupun sebenarnya jumlah mereka lebih sedikit dari jumlah musuh, setelah menunaikan langkah ini, dengan izin Allah mereka bisa mengalahkan musuh, dan itu sebagai implikasi dari apa yang telah difirmankan Allah:”In tanshurullah, yarsurkum wa yutsabbit aqdamakum…”.
Inilah langkah-langkah ilmiah untuk memperoleh kemenangan umat islam insyAllah.
1. Usahakan untuk jihad sekarang, dan langsung meninggalkan maksiat yang kamu kerjakan dan biasakan, dan mohonlah kepada Allah agar menolongmu untuk meninggalkan maksiat’. Dengarkan²(Atsarul maasi wadz dzunub alal umam wa syu’ub) : pengaruh maksiat dan dosa terhadap umat Islam dan bangsa.
2. Lakukanlah sholat dengan berjamaah dalam masjid 5 waktu sehari semalam…khususnya sholat Subuh…(Innash sholata alal mukminina kitaaban mauquta). Bacalah²(Anta, man yuakhkhirun nashro an hadzihil ummah): Kamu adalah orang yang menyebabkan kemenangan tertunda dari Umat Islam².
3. Usahakan bersedekah terhadap fakir miskin, walaupun dengan jumlah kecil dan remeh dari hartamu, karena ( Sodaqohmu secara sirr akan memadamkan murka Tuhanmu)
4. Yang untuk wanita muslimah, usahakan berbusana dan hijab yang sempurna dari sekarang…dan jangan sampai bilang:”akan aku lakukan nanti…”. Dengarkan²(Hijabul Mar’ah Almuslimah): Hijab wanita muslim”.
5. Giatkanlah mendidik anakmu, dengan didikan iman yang benar, biar mereka seperti anak-anak para sahabat, dan supaya generasi mereka lebih baik dari pada generasi kita sekarang. Dengarkan²(Durusun Muhimmah fi Tarbiyah): Pelajaran urgen dalam pendidikan.
6. Perbanyak sholat sunnah setiap hari.
7. Perintahkan saudara dan keluargamu dengan hal ma’ruf, dengan metode yang baik. Dan ingatkanlah mereka bahwa umat memerlukan mereka, dan ingatkanlah mereka agar engkau dan mereka supaya menjadi seperti Para Sahabat Rosulullah saw dalam amalan dan perkataan, Dengarkan²:”Amar makruf nahi mungkar”.
8. Lakukan apa yang telah diperintahkan Allah padamu dalam hal menyiapkan dirimu dan anakmu secara fisik, dan amalan(Wa aiddu lahum mastatho’tum min quwwah)…Dengarkan:”Wa aiddu lahum…”
9. Usahakan ikhlas dalam segala amalanmu, baik pelajarn, industri ataupun agraria atau yang lain. Pelajari fikih apa saja yang kamu tekuni. Seorang petani hendaklah belajar fikih agraria, seorang pedagang hendaklah fikih perdangangan, dan seorang pelajar maka hendaknya belajar fikih menuntut ilmu.
10. Ingatkan imam masjidmu agar setiap hari mengingatkan para jamaah untuk melakukan hal-hal yang membuat rido Allah, atau membaca pelajaran dari Kitab Allah atau dari Sunnah Rosulullah saw setiap minggu…mungkin ia bisa memakai kitab “Al masjid wa baitul muslim” Lisyaikh Abi Bakar Aljazairy.
11. Bantulah menyebarkan kebaikan dan media dakwah, baik berupa kaset, buku atau yang lainnya.”Dengarkan²:”Atta awun alalkhoir”.
12. Perbanyak doa agar Allah menetapkanmu di jalan Islam, dan agar Allah memperbaiki umat Islam, dan tunduk kepada Allah. Dengarkan²:”Sihamullail”.
13. Percayalah akan pertolongan Allah terhadap orang mukmin. Dengarkan²:Attsiqoh billah.
14. Jangan putus asa dari jalan panjang dan kesukarannya, karena kerusakan telah merata dikalangan umat sejak bertahun-tahun, dan memerlukan waktu panjang untuk merubahnya. Dengarkan²(Al andalus minal fathi ilassuquti).
Akhirnya…jika kamu menemukan orang-orang muslim berkumpul untuk sholat jammaah bersama adzannya juga, sebagaimana berkumpul untuk sholat Jumat. Maka ketahulilah bahwa ilmu dan agama telah ada dalam diri mereka…Dengarkan²(Awamilunnashri wal hazimah): Faktor-faktor kemenangan dan kejayaan.
(²). Anda bisa melihat, mendengar, dan membacanya di sebuah situs http://www.islamway.com
Penerjemah: Balyta Muslim
Selesai ana terjemah tanggal 12 Robiul Awal 1429 H/20 Maret 2008, Dari habis Hifd Quran di halaqoh sampai jam 07.47 am. Tempat di pesanggrahan ‘Maktabah Saririah’ Imaroh 13, Kamar 5.

Manasik Haji

Mau Musim Haji, Nulis tentang Haji ahh…
Juga sudah ada pengumuman temus (Tenaga Musiman untuk Haji). Di Yaman uda di umumkan oleh DPP HIPMI pusat.
Semoga saja bermanfaat bagi antum semua yang mau Haji, jangan lupa do’a untuk ana J.

Syarat Haji
Islam
Baligh
Berakal
Merdeka
Mampu[1]
Syarat Khusus Wanita: Adanya mahrom yang menemaninya[2]

Rukun Haji
Ihrom
Wuquf di Arofah
Thowaf Ifadoh
Sa’i
Tahallul
Tartib

Rukun Umroh: Rukun-rukun haji juga menjadi Rukun Umroh, kecuali Wuquf di Arofah.

Wajib Haji
Memulai ihrom dari miqot
Melontar Jumroh
Mabit di Muzdalifah
Mabit di Mina
Thowaf Wada’
Meninggalkan perkawar yang dilarang saat ihrom
Mencukur atau memotong rambut [3]

Wajib Umroh
Niat ihrom dari miqot
Meninggalkan perkara yang dilarang saat ihrom

Sunnah Haji dan Umroh
Ifrod
Talbiah[4]
Thowaf Qudum
2 Rokaat Thowaf
Mabit di Muzdalifah ( Pendapat Imam Rofi’I, menurut Imam An-Nawawi hal ini termasuk Wajib)
Mabit di Mina. ( Pendapat Imam Rofi’I, menurut Imam An-Nawawi hal ini termasuk Wajib)
Thowaf Wada’ ( ini qoul Marjuh, Qoul Athar : Wajib)
Subuh di Muzdalifah saat hari Nahr sebelum pergi ke Mina.
Berjalan cepat di perut Wadi Mahsar ‘antara Muzdalifah dan Mina’
Ketika menghadap Baitullah membaca do’a : الهم إن البيت بيتك, والحرم حرمك, ولأمن أمنك, وهذا لمقام عائذ بك من النار
Di antara dua rukun Yaman berdoa: ربنا آتنا في الدنيا حسنة, و في لآخرة حسنة, وقنا عذاب النار
Ketika melempar jumroh berdoa: الهم حجا مبرورا وذنبا مغفوراوسعيا مشكورا
Antara Sofa dan Marwah (Sa’i) berdoa: رب اغفر وارحم وتجاوز عما تعلم إنك غنك أنت الأعز الأكرم
Memperbanyak Sholat, Thowaf, I’tikaf di Baitullah.
Memperbanyak minum air Zamzam dan saat meminumnya membaca do’a.
Jama’ Taqdim dan Qoshor (Dzuhur dan Ashar) di Hari Arofah.
Jama’ Ta’khir (Maghrib Isya’) di Muzdalifah
Taqlidul Hady dan Asy’ar.
Membaca talbiah sampai melempar Jumroh Aqobah
[5]
Ziarah Kuburan Nabi Muihammad SAW dan memperbanyak membaca sholawat diperjalanan menuju ke sana ( Bajuri 320)
Mandi dan berpakaian bersih ketika masuk Masjid Nabawi.

MIQOT
Adalah : زمان مخصوص يؤدي الإحرام فيه, ومكان مخصوص يبداء منه
Zamani: Waktu dimulai ihrom
( Sawal, Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah : 1 Syawal-10 Dzulhijjah).
Masalah: Jika ihrom sebelum Bulan-bulan Haji bagaimana?
Jawab:
Malik: Ihrom sah, tapi makruh
Syafi’I : Ihromnya berubah menjadi ihrom umroh
Selain mereka: Tidak sah

Makani: Miqot ini berdasarkan batas tanah geografis, tempat seseorang harus mulai menggunakan ihrom untuk melintasi tanah suci dan berniat melaksanakan ibadah Haji/Umroh.
Bir Ali (Dzulhulaifah), Miqot penduduk Madinah…
Al-Juhfah[6] (untuk penduduk Mesir, Syam[7], Maghrib, Andalus…)
Yalamlam ( untuk Penduduk Yaman, India, Asia…)
Dzatu Irqin (untuk Iraq)
Qornul Manazil (untuk Najd Hijaz dan Najd Yaman).

DAM
Adalah denda atau tebusan bagi mereka yang menunaikan Haji atau Umroh, lalu melakukan pelanggaran dalam haji dan umroh yang telah disyare’atkan. Misalnya:
– Melanggar larangan-larangan Ihrom
– Tidak menyempurnakan Wajib Haji seperti Mabit di Mina.
– Tidak Ihrom dari Miqot
– TidaK Thowaf Wada’
– Tidak melempar Jumroh.

Macam-Macam Dam
1. Tartib-Taqdir… bersambung…besok lagi ahh…
[1] . شروط الستطاعة: وجود الزاد والراحلة, إمكان المسير و امن الطريق
[2] . قال عليه الصلاة والسلام: لا يحل لامرآة تؤمن بالله واليوم الآخر أن تسافر إلا مع ذي محرم
Walaupun haji merupakaan ketaatan, tapi termasuk dalam kategori safar dan termasuk dalam larangan hadits ini. Oleh karena itu:
– Imam Hanafi dan Hanbali berpendapat bahwa : Adanya mahram bagi wanita adalah syarat diperbolehkan haji. Mereka tidak diperbolehkan haji walaupun misalkan ada seorang teman yang bias dipercaya menemaninya.
– Imam Malik dan Syafi’I : Wanita boleh haji dengan tanpa mahram tetapi harus disertai seorang teman yang tsiqoh (bisa dipercaya)
[3] . Dalam Bajuri 216/1 hukumnya point ke tujuh ini dhoif.
[4] . Talbiah menurut Imam Malik dan Syafi’I sunnah. Tetapi ada yang bilang, Wajib Haji ( Jika tidak membacanya maka harus membayar dam. Ada yang bilang bahwa talbiah termasuk Rukun Haji.
Talbiah dibaca mulai saat ihrom, sampai makkah, lalu thowaf, sa’ai. Setelah itu membaca-baca talbiah lagi sampai terbenamnya matahari Hari Arofah (9 Dzulhijjah)
[5] . No 8-19 ( Dari Kitab Abdul Adhim Al-Muth’ini)

[6] .Setelah tanda-tanda (Ma’aalim di Juhfah hilang, maka Miqotnya pindah ke tempat yang dekat dengan Juhfah, yaitu Robigh ( Fiqhus Sunnah Sayyid Sabiq 662)
[7] . Yang di maksud ‘Syam’ adalah wilayah Suria, Lubnan, Yordan, Palestina ( Fiqh 5 Madzhab 225).

Hadzal-Qur’an

Hadzal-Qur`anu
Oleh : Ahmad Abu Khotir
Tarjamah : Balyta Muslim

Hadzal-Qur`anu yuwahhiduna
(Kitab) Alqur`an inilah yang mempersatukan kita

Li thoriqil-khoiri yuwajjihuna
Dia mengarahkan kita kejalan kebaikan

Allahu ta’ala `anzalahu
Allah ta’ala menurunkannya

Wa Rosulullahi mu’allimuna
Sedangkan RosulAllah yang mengajarkannya

Hadzal-Qur`anu huwal-hady
(Kitab) Alqur`an inilah yang telah memberi petunjuk

Li `awa`ilina wa `awakhirina
Bagi para pendahulu kita dan genarasi setelah kita

Yad’u lil’ilmi wa lil’amali
(Ia) Menyeru untuk (menuntut) ilmu dan (ber) amal

La syai`a siwahu yuhadzdzibuna
Tidak ada selainnya yang (dapat) mendidik kita

Kitabullah… ((la syai`a siwah…))
(Dialah) Kitab Allah…((bukan yang lainnya…))

Yuhadzdzibuna ((falna’mal bihi…))
Yang telah mendidik kita ((maka amalkanlah))

Huwa mu’jizatullahil-kubro
Dia adalah mu’jizat Allah yang agung

‘An sirril-kauni yuhadditsuna
Yang menerangkan pada kita tentang rahasia alam

Allahu ta’ala `anzalahu
Allah Ta’ala menurunkannya

Wa Rosulullahi mu’allimuna
Sedangkan RosulAllah yang mengajarkannya

Falna’mal nahnu bimanhajihi
Hendaklah kita mengamalkan manhajnya

Hayya ya ‘urbu halumma bina
Hayolah orang-orang arab, marilah kita bersama-sama (mengamalkannya)

Hadzal-Qur’an

Hadzal-Qur`anu
Oleh : Ahmad Abu Khotir
Tarjamah : Balyta Muslim

Hadzal-Qur`anu yuwahhiduna
(Kitab) Alqur`an inilah yang mempersatukan kita

Li thoriqil-khoiri yuwajjihuna
Dia mengarahkan kita kejalan kebaikan

Allahu ta’ala `anzalahu
Allah ta’ala menurunkannya

Wa Rosulullahi mu’allimuna
Sedangkan RosulAllah yang mengajarkannya

Hadzal-Qur`anu huwal-hady
(Kitab) Alqur`an inilah yang telah memberi petunjuk

Li `awa`ilina wa `awakhirina
Bagi para pendahulu kita dan genarasi setelah kita

Yad’u lil’ilmi wa lil’amali
(Ia) Menyeru untuk (menuntut) ilmu dan (ber) amal

La syai`a siwahu yuhadzdzibuna
Tidak ada selainnya yang (dapat) mendidik kita

Kitabullah… ((la syai`a siwah…))
(Dialah) Kitab Allah…((bukan yang lainnya…))

Yuhadzdzibuna ((falna’mal bihi…))
Yang telah mendidik kita ((maka amalkanlah))

Huwa mu’jizatullahil-kubro
Dia adalah mu’jizat Allah yang agung

‘An sirril-kauni yuhadditsuna
Yang menerangkan pada kita tentang rahasia alam

Allahu ta’ala `anzalahu
Allah Ta’ala menurunkannya

Wa Rosulullahi mu’allimuna
Sedangkan RosulAllah yang mengajarkannya

Falna’mal nahnu bimanhajihi
Hendaklah kita mengamalkan manhajnya

Hayya ya ‘urbu halumma bina
Hayolah orang-orang arab, marilah kita bersama-sama (mengamalkannya)

Hadzal-Qur’an

Hadzal-Qur`anu
Oleh : Ahmad Abu Khotir
Tarjamah : Balyta Muslim

Hadzal-Qur`anu yuwahhiduna
(Kitab) Alqur`an inilah yang mempersatukan kita

Li thoriqil-khoiri yuwajjihuna
Dia mengarahkan kita kejalan kebaikan

Allahu ta’ala `anzalahu
Allah ta’ala menurunkannya

Wa Rosulullahi mu’allimuna
Sedangkan RosulAllah yang mengajarkannya

Hadzal-Qur`anu huwal-hady
(Kitab) Alqur`an inilah yang telah memberi petunjuk

Li `awa`ilina wa `awakhirina
Bagi para pendahulu kita dan genarasi setelah kita

Yad’u lil’ilmi wa lil’amali
(Ia) Menyeru untuk (menuntut) ilmu dan (ber) amal

La syai`a siwahu yuhadzdzibuna
Tidak ada selainnya yang (dapat) mendidik kita

Kitabullah… ((la syai`a siwah…))
(Dialah) Kitab Allah…((bukan yang lainnya…))

Yuhadzdzibuna ((falna’mal bihi…))
Yang telah mendidik kita ((maka amalkanlah))

Huwa mu’jizatullahil-kubro
Dia adalah mu’jizat Allah yang agung

‘An sirril-kauni yuhadditsuna
Yang menerangkan pada kita tentang rahasia alam

Allahu ta’ala `anzalahu
Allah Ta’ala menurunkannya

Wa Rosulullahi mu’allimuna
Sedangkan RosulAllah yang mengajarkannya

Falna’mal nahnu bimanhajihi
Hendaklah kita mengamalkan manhajnya

Hayya ya ‘urbu halumma bina
Hayolah orang-orang arab, marilah kita bersama-sama (mengamalkannya)

Hadzal-Qur’an

Hadzal-Qur`anu
Oleh : Ahmad Abu Khotir
Tarjamah : Balyta Muslim

Hadzal-Qur`anu yuwahhiduna
(Kitab) Alqur`an inilah yang mempersatukan kita

Li thoriqil-khoiri yuwajjihuna
Dia mengarahkan kita kejalan kebaikan

Allahu ta’ala `anzalahu
Allah ta’ala menurunkannya

Wa Rosulullahi mu’allimuna
Sedangkan RosulAllah yang mengajarkannya

Hadzal-Qur`anu huwal-hady
(Kitab) Alqur`an inilah yang telah memberi petunjuk

Li `awa`ilina wa `awakhirina
Bagi para pendahulu kita dan genarasi setelah kita

Yad’u lil’ilmi wa lil’amali
(Ia) Menyeru untuk (menuntut) ilmu dan (ber) amal

La syai`a siwahu yuhadzdzibuna
Tidak ada selainnya yang (dapat) mendidik kita

Kitabullah… ((la syai`a siwah…))
(Dialah) Kitab Allah…((bukan yang lainnya…))

Yuhadzdzibuna ((falna’mal bihi…))
Yang telah mendidik kita ((maka amalkanlah))

Huwa mu’jizatullahil-kubro
Dia adalah mu’jizat Allah yang agung

‘An sirril-kauni yuhadditsuna
Yang menerangkan pada kita tentang rahasia alam

Allahu ta’ala `anzalahu
Allah Ta’ala menurunkannya

Wa Rosulullahi mu’allimuna
Sedangkan RosulAllah yang mengajarkannya

Falna’mal nahnu bimanhajihi
Hendaklah kita mengamalkan manhajnya

Hayya ya ‘urbu halumma bina
Hayolah orang-orang arab, marilah kita bersama-sama (mengamalkannya)

Hadzal-Qur’an

Hadzal-Qur`anu
Oleh : Ahmad Abu Khotir
Tarjamah : Balyta Muslim

Hadzal-Qur`anu yuwahhiduna
(Kitab) Alqur`an inilah yang mempersatukan kita

Li thoriqil-khoiri yuwajjihuna
Dia mengarahkan kita kejalan kebaikan

Allahu ta’ala `anzalahu
Allah ta’ala menurunkannya

Wa Rosulullahi mu’allimuna
Sedangkan RosulAllah yang mengajarkannya

Hadzal-Qur`anu huwal-hady
(Kitab) Alqur`an inilah yang telah memberi petunjuk

Li `awa`ilina wa `awakhirina
Bagi para pendahulu kita dan genarasi setelah kita

Yad’u lil’ilmi wa lil’amali
(Ia) Menyeru untuk (menuntut) ilmu dan (ber) amal

La syai`a siwahu yuhadzdzibuna
Tidak ada selainnya yang (dapat) mendidik kita

Kitabullah… ((la syai`a siwah…))
(Dialah) Kitab Allah…((bukan yang lainnya…))

Yuhadzdzibuna ((falna’mal bihi…))
Yang telah mendidik kita ((maka amalkanlah))

Huwa mu’jizatullahil-kubro
Dia adalah mu’jizat Allah yang agung

‘An sirril-kauni yuhadditsuna
Yang menerangkan pada kita tentang rahasia alam

Allahu ta’ala `anzalahu
Allah Ta’ala menurunkannya

Wa Rosulullahi mu’allimuna
Sedangkan RosulAllah yang mengajarkannya

Falna’mal nahnu bimanhajihi
Hendaklah kita mengamalkan manhajnya

Hayya ya ‘urbu halumma bina
Hayolah orang-orang arab, marilah kita bersama-sama (mengamalkannya)